Senin, 06 Oktober 2014

TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA (Kemandirian Emosional)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan, setiap individu dituntut untuk menguasai kemampuan berperilaku yang menjadi ciri bahwa perkembangannya berhasil. Menurut Havigrust (dalam Elida , 2006: 42)
Tugas Perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Jika pada periode itu individu tidak mempunyai kemampuan berperilaku dengan baik, sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya maka dianggap individu itu mengalami keterlambatan perkembangannya, pecapaian tugas-tugas perkembangan ini sangat penting, dimana untuk pencapaian tugas-tugas perkembangan selanjutnya.
Tugas perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosio-psikologi manusia pada posisi yang harmonis didalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas perkembangan fisik dan psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu. Pada usia remaja, seseorang telah berada pada posisi yang cukup  kompleks karena ia telah banyak menyelasaikan tugas-tugas perkembangannya, seperti proses mempelajari nilai dan norma, pergaulan dengan teman sebaya, menyesuaikan diri  dengan ketentuan yang berlaku, dan

sebagainya. Tugas-tugas perkembangan itu pada dasarnya tidak dapat di pisahkan karena remaja adalah pribadi yang utuh secara individual dan secara sosial.
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :
1.      Kurangnya kesadaran remaja terhadap  tugas-tugas perkembangannya.
2.      Kurangnya perhatian orang tua terhadap tugas perkembangan remaja.
C.    Batasan Masalah
Untuk lebih mendalami dan lebih fokus pada masalah ini, maka guru BK ikut membantu tugas perkembangan remaja, dimana batasannya adalah sebagai berikut:
1.        Remaja harus mengetahui tugas perkembangannya.
2.        Guru BK lebih meningkatkan perhatian pada tugas perkembangan remaja.
D.    Perumusan Masalah
a.       Apa pengertian dari  perkembangan?
b.      Apa pengertian remaja?
c.       Apa  tugas-tugas perkembangan remaja?
d.      Apa pengertian emosi?
e.       Apa  karakteristik perkembangan emosi?
f.       Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi?
g.      Apa pengertian kemandirian?
h.      Apa ciri-ciri kemandirian?
i.        Apa saja upaya untuk mencapai kemandirian emosional remaja?
j.        Apa saja upaya menumbuhkembangkan kemandirian remaja?
E.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui  pengertian dari  perkembangan.
b.      Untuk mengetahui  pengertian remaja.
c.       Untuk mengetahui  macam-macam tugas perkembangan remaja.
d.      Untuk mengetahui pengertian emosi.
e.       Untuk mengetahui karakteristik perkembangan emosi.
f.       Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi.
g.      Untuk mengetahui pengertian kemandirian.
h.      Untuk mengetahui ciri-ciri kemandirian.
i.        Upaya untuk Mencapai Kemandirian Emosional Remaja
j.        Untuk mengetahui upaya menumbuhkembangkan kemandirian remaja
k.      Untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Dasar Logika dan Penulisan ilmiah

BAB II
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

A.    Perkembangan  Remaja
1.      Pengertian Perkembangan
Pekembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih konpleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Menurut Refran Cois (dalam Yudrik, 2012: 29) “perkembangan adalah proses yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara sistematis dan berkesinambungan (Hurlock, 1956) baik pada aspek fisik maupun psikis”.
Seiring dengan itu Moh. Surya (dalam Yudrik, 2012: 29) mengatakan “perkembangan merupakan perubahan yang progresif (maju) dalam diri organisme dalam pola-pola yang memungkinkan terjadinya fungsi-fungsi baru”.
Lain hal menurut Muhibbin Syah (dalam Yudrik, 2012: 29) “perkembangan adalah perubahan yang mengacu pada mutu fungsi organ jasmaniah, bukan organ jasmaniahnya itu sendiri”. Sedangkan Yudrik (2012: 29) mengatakan”Pertumbuhan dan perkembangan berjalan sesuai dengan norma-norma tertentu”.
Menurut Hurlock (dalam Mohammad dan Mohammad) “perkembangan memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik”. Seiring dengan itu Papalia dan Olds (dalam Yudrik, 2012: 220-221) berpendapat “perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang

kehidupan. Perubahan ini dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh dan kualitatif, misalnya perubahan cara berfikir secara konkret menjadi absrtak”.
Menurut Papalia dan Olds (dalam Yudrik, 2012: 221) ”ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan yaitu: (1) perkembangan fisik; (2) kognitif; dan (3) kepribadian dan sosial”.
Dari beberapa defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah proses yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan yang progresif (maju) yang berlangsung secara sistematis dan berkesinambungan. Perubahan ini dapat terjadi secara kuantitatif misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh dan kualitatif, misalnya perubahan cara berfikir secara konkret menjadi absrtak.

2.      Pengertian Remaja
Menurut Golinko (dalam Yudrik, 2012: 219) “kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescene yang berarti to grow atau to gro maturity”. Menurut Perti Debrun (dalam Yudrik, 2012: 220) “remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan dewasa”.
Menurut Hurlock (dalam Mohammad dan Mohammad, 2012: 9) mengatakan bahwa “istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik”. Masa remaja, menurut Mappiare (dalam Mohammad dan Mohammad, 2012: 9) Berlangsung antara 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.
Seiring dengan pendapat Papalia dan Olds (dalam Yudrik, 2012: 220) “masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun”.
Menurut Adams dan Gullota (dalam Yudrik, 2012: 220) “masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sejalan dengan pendapat Hurlock (dalam Yudrik, 2012: 220)  ”membagi masa remaja memjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun)”. Masa  remaja awal dan masa remaja akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Papalia dan Olds (dalam Yudrik, 2012: 220) berpendapat bahwa “masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa”.
Menurut Shaw dan Coztanzo (dalam Mohammad dan Mohammad, 2012:9) “Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual”. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan.
Anna freud (dalam Yudrik, 2012: 220) mengatakan bahwa:
pada masa terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

Menurut Hurlock (dalam Yudrik, 2012: 220) “transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai”. Adapun bagian dari masa remaja antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai kemampuan berfikir secara abstrak.
Menurut Piaget dalam (Hurlock, 1992: 9) pengertian remaja sebagai berikut:
Suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak-anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.

Masa remaja merupakan periode yang unik yang khusus yang ditandai dengan perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan (Elizabeth B.Hurlock, 1980: 184). Pada masa ini terjadilah perubahn fisik pada remaja dimana anak laki-laki telah mengalami mimpi basah dan pada anak wanita telah datangnya haid pertama.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah masa transisi yaitu antara anak-anak dan dewasa biasanya terjadi antara umur 11-20 tahun  dan, terjadi perubahan-perubahan tertentu baik fisik maupun psikologis yang bila terganggu dapat menghambat perkembangan individu tersebut.

3.      Macam-macam Tugas Remaja
  Menurut Muhibbin syah, (2010:51) tugas-tugas perkembangan masa remaja yang harus di capai yaitu:
1.      Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat. Adapun hakikat tugasnya yaitu mempelajari peran anak perempuan sebagai wanita, dan anak laki-laki sebagai pria, menjadi dewasa diantara orang dewasa, dan belajar memimpin tanpa menekan orang lain. Kematangan seksual dicapai selama masa remaja. Daya tarik seksual menjadi suatu kebutuhan yang dominan dalm kehidupan remaja. Hubungan sosial dipengaruhi oleh kematang fisik yang telah dicapai. Dasar psikologis, remaja putri umumnya lebih cepat matang dari pada remaja putra dan cenderung lebih tertarik pada remaja putra yang usianya beberapa tahun lebih tua.
2.      Mencapai peranan sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan peranan sosial seorang wanita (jika ia seorang wanita). Selaras dengan tuntutan sosial dan kultural masyarakat. Ditinjau dari kekuatan fisik, remaj putri menjadi orang yang lebih lemah dibandingkan dengan remaja putra. Namun, remaja putri memiliki kekuatan lain meskipun memiliki kelemahan fisik. Dasar psikoligis, remaja putra perlu menerima peranan sebagai seorang pria dan remaja putri perlu menerima peranan sebagai seorang wanita.
3.      Menerima kesatuan organ-organ tubuh sesuai jenis kelamin dan menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing. Menjadi bangga atau sekurang-kurangnya toleran dengan kondisi fisiknya sendiri, menjaga dan melindungi, serta menggunakannya secara efektif. Dasar psikologis, terjadinya perubahan bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan sikap dan minat remaja.
4.      Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakat. Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku.
5.      Mencapai kemerdekaan/ kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi seorang “person”(menjadi diri sendiri). Membebaskan sifat kekanak-kanakan yang selalu mengantungkan diri pada orang tua, mengembangkan sikap perasaan tertentu kepada orang tua tanpa mengantungkan diri padanya, dan mengembangkan sikap hormat pada orang dewasa tanpa menggantungkan diri padanya. Dasar biologis, individu yang tidak memperoleh kepuasan di dalam keluarganya akan keluar untuk membangun ikatan emosional dengan teman sebaya
6.      Mempersiapkan diri untuk mencapai karir(jabatan atau profesi) tertentu dalam bidang kehidupan ekonomi. Dasar psikologis, dari hasil penelitian mengenai minat dikalangan remaja, ternyata pada kaum remaja berusia 16-19 tahun, minat utamanya tertuju kepada pemilihan dan mempersiapkan karir atau lapangan kerja.
7.      Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan berkeluarga yakni sebagai suami (ayah) dan sebagai istri (ibu). Mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan berkeluarga. Khusus untuk remaja putri termasuk di dalamnya kesiapan untuk mempunyai anak.
8.      Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraan. Dasar psikologis, banyak remaja yang menaruh perhatian pada problem filosofis dan agama. Ini diperoleh remaja melalui identifikasi dan imitasi pribadi ataupun penalaran dan analisis tentang nilai.
Menurut Mudjiran,dkk (2007: 17) Menggemukakan tugas-tugas perkembangan siswa yang berada pada masa remaja.
a.       Memperkenalkan potensi-potensi yang di miliki
b.      Memperkenalkan berbagai pekerjaan yang di butuhkan dalam kehidupan masyarakat,dalam rangka memelihara dan memamfaatkan potensi.
c.       Membentuk keyakinan dalam diri remaja tentang kerja keras dengan memberikan contoh-contoh orang dan negara yang maju yang memiliki filsafat atau keyakinan kerja keras dalam berkarier. Memberikan penilaian yang tinggi kepada remaja-remaja yang kreatif  dalam melakukan hal yang positif, baik dalam bidang, sosial maupun bakat-bakat khusus.
Robert J. Havighurst dalam (Mohammad dan Mohammad 2012: 164) mengatakan bahwa:
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.

Sejalan dengan pendapat Mudjiran, (2007:11) “Jika pada fase individu itu tidak menpunyai kemampuan berperilaku sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya, maka individu tersebut dianggap mengalami keterlambatan perkembangan”. Oleh karena itu remaja dituntut untuk bersikap, berfikir dan berlaku sesuai dengan lingkungan serta mengistensinya sebagai remaja. Jika perkembangan remaja sebagaimana tersebut di atas dapat tercapai, maka remaja akan dapat mandiri.
Selanjutnya pada masa remaja ini cenderung dikatakan sebagai fase negatif yang berarti individu mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat yang baik yang sebelumnya sudah berkembang (Elizabeth B.Hurlock, 1980: 185). Pada masa ini cenderung mempunyai emosi yang tidak stabil. Untuk itu pada masa remaja sangat diperlukan kemandirian emosionalnya, agar bisa mengendalikan emosinya tersebut.


Adapun salah satu tugas-tugas perkembangan yang harus tercapai adalah
a.      Kemandirian Emosional
Salah satu tugas perkembangan remaja yang akan di bahas adalah tentang kemandirian emosional remaja, dimana pada masa ini remaja berada pada periode labil, remaja harus mampu mandiri secara emosional agar tugas perkembanganya dapat tercapai dengan baik.
1)      Pengertian Emosi
Menurut english and english (dalam Yudrik  2012: 188) emosi adalah “a complex feeling state accompanied by characteristic motor and glanduralactivities” (suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Adapun Sarlito Wirawan Sarwono (dalam Yudrik 2012: 188) berpendapat bahwa emosi merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna efektif baik dalam tingkat lemah (dangkal) maupun dalam tingkat yang luas (mendalam)”.
Menurut Triantoro dan Nofrans (2012:16) “emosi adalah bentuk komunikasi yang dapat mempangaruhi orang lain, Emosi dapat mengorganisasi dan memotivasi tindakan”.
Abu Ahmadi (2003:101) menyatakan “emosi merupakan suatu keadaan kerohanian atua peristiwa jiwa yang kita alami dengan senang atau tidak senamg dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat dan bersifat subjektif”.
Sedangkan menurut kamus psikologi (1987:146) “emosi adalah tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan dalam tubuh, misal otot-otot yang menegang, debar jantung yang cepat dan sebagainya”.
Seiring dengan pendapat  James (dalam Triantoro dan Nofrans 2012: 11) “emosi adalah keadaan jiwa yang menampakan diri dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh”. Emosi setiap orang adalah mencerminkan keadaan jiwanya, yang akan tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya. Chia berpendapat (dalam Triantoro dan Nofrans 2012: 12) “emosi bisa dikatakan sebagai sebuah energi yang terus bergerak dan bergetar”.
Menurut Goleman (dalam Triantoro dan Nofrans 2012: 12) “emosi yang merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pemikiran yang khas,suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan bertindak”.
Menurut Chaplin (dalam Triantoro dan Nofrans 2012: 12) “emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang didasari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku”.
Menurut Yudrik, (2012: 59)  “emosi merupakan suatu keadaan pada diri organisme ataupun individu pada suatu waktu tertentu yang diwarnai dengan adanya gradasi afektif mulai dari tingkatan yang lemah sampai pada tingkatan yang kuat (mendalam), separti tidak terlalu kecewa dan sangat kecewa”.
Sejalan dengan pendapat Crow dan Crow (dalam Fatimah,2006: 105) pengertian emosi adalah “An emotion, is affective experiance that accompanies generalized inner adjustment and mental and physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his ever behavior”. Berkesinambungan dengan pendapat L. Crow dan A.Crow(dalam Djaali 2012:37) “emosi adalah pengalaman yang efektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, di mana keadaan mental fisiologi sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang jelas dan nyata”. Jadi emosi adalah warna efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-parubahan fisik.
Seiring dengan pendapat Hathersal (dalam Prayitno, 2002: 62) merumuskan pengertian emosi sebagai “situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah, dan tubuh. Misalnya seorang remaja yang sedang marah memperlihatkan muka yang merah atau wajah yang seram”.
Menurut John (2011: 289) emosi sebagi suatu perasaan atau pengaruh yang terjadi ketika seseorang berada dalam situasi atau interaksi yang penting baginya terutama yang penting bagi kesejahteraannya. Sementara itu, Chaplin (dalam Mohammad dan Mohammad, 2012: 62) mendefinisikan “emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organnisme mencakup perubahan-perubahan yang didasari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku”. Sejalan dengan pendapat Barret dkk (dalam John, 2011: 289) mengklasifikasikan cakupan luas emosi dengan berbagai cara, tetapi hampir semua klasifikasi merujuk sebuah emosi sebagai emosi positif dan emosi negatif.
Selanjutnya dikuatkan dengan pendapat Elida (2002:62) emosi adalah reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani dan sebagainya.
Sementara itu, Lerner (dalam Hamzah, 2012: 63) menjelaskan arti emosi sebagai: what exactly is emocion, two components are generally believed to make up emotional experiance: psychological response and subjective feeling.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan, emosi adalah reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku dan dapat dilihat tampilan wajah dan tubuh.
2)      Karakteristik Perkembangan Emosi
Luella Cole (dalam Prayitno, 2002: 63) mengemukakan bahwa ”ada tiga jenis suasana emosi yang sangat menguasai remaja yaitu emosi marah, takut dan cinta”. Conny Semiawan (dalam Mohanmmad dan Mohammad, 2011: 62) mengibaratkan: “terlalu besar untuk serbet, terlalu kecil untuk taplak meja karena sudah bukan anak-anak lagi, tetapi juga belum dewasa”. Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pangendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering mangalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian. Menurut Biehler (dalam Enung, 2006: 108) menyebutkan ciri-ciri emosional pada masa remaja adalah sebagai berikut:
a)      Cenderung bersikap perumung, ini terjadi karena kebingungannya dalam menghadapi orang dewasa.
b)      Ada kalanya berperilaku kasar  untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
c)      Ledakan-ladakan kemarahan sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, ketidak stabilan biologis dan kelelahan karena bekerja terlalu keras atau pola makan yang tidak tepat.
d)     Cenderung berperilaku tidak toleran terhadap orang lain.
e)      Sering memberontak sebagai ekspresi dari perubahan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
f)       Dengan bertambahnya kebebasan banyak ramaja yang mengalami konflik dengan orangtuanya.
3)      Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Sejumlah penelitian tentang emosi menunjukan bahwa perkembangan emosi remaja sangat dipengaruhi oleh faktor kematangandan faktor belajar (enung fatimah,2006: 109). Kematangan dan belajar terjalin erat  satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan berpikir kritis untuk memahami makna yang sebulumnya tidak dimengerti dan menimbulkan emosi terarah pada suatu objek, demikian pula kemampuan mengingat dan menghafal mempengaruhi reaksi emosional.
Emosi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Adapun penyabab yang sering menimbulkan  emosi negatif menurut Hurlock dan Luella Cole (elida prayitno, 2002: 26) yaitu:
a.       Orangtua atau guru memperlakukan meraka sebagi anak kecil yang menimbulkan harga diri mereka dilecehkan.
b.      Apabila dirintangi membina keakraban dengan lawan jenis.
c.       Terlalu banyak dirintangi daripada disokong.
d.      Merasa disikapi secara tidak adil oleh orang tua.
e.       Merasa kebutuhan mereka tidak terpenuhi oleh orangtua, padahal orangtua mampu untuk melakukannya.
f.       Meras disikap secara otoriter.
                     
4)      Pengertian kemandirian
Mandiri sering juga disebut berdiri di atas kaki sendiri merupakan kemampuan kemampuan seseorang untuk tidak bergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Menurut elizabeth (1980: 208) “remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca mata marah jambu ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita”.
Kemandirian menurut Sutari Imam Barnadip (Enung, 2006: 142) meliputi “perilaku mampu berinisiatif dan mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain”. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Dali (dalam Enung 2006:142) yang mengatakan bahwa kemandirian adalah ”hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri”.
Secara singkat dapat disimpulkan dahwa kemandirian mengandung pengertian:
a.       Keadaan seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya,
b.      Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengantasi masalah yang dihadapi,
c.       Memiliki kepercayaan diri untuk mengerjakan tugas-tugasnya,
d.      Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.
Untuk mampu mandiri, seseorang membutuhkan kesempatan,dukungan dan dorongan dari keluarga serta lingkungan sekitarnya, untuk mencapai  otonomi atas kemandirian. Hal ini sejalan dengan pendapat Reber (Enung, 2006:143) bahwa “kemandirian merupakan suatu sikap otonomi bahwa seseorang secara relatif bebas dari penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain”.
5)      Ciri-ciri kemandirian
Remaja dikatakan mandiri apabila ia sudah tidak bergantung  pada orangtua baik itu dari segi emosi, sosial dan yang lainnya. Berikut ciri-ciri kemandirian yang diungkapkan oleh prayitno (2004: 117) yaitu:
a.       Mengenal diri sendiri dan lingkuungan sebagaimana adanya,
b.      Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis,
c.        Mengambil putusan untuk dan oleh diri sendiri,
d.      Mengarahkan diri sesuai putusan itu,
e.       Mewujudkan dirisendiri secaraoptimal sesuai dengan potensi, minat dan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.
Sedangkan menurut  spencer dan kas (zainun mu’tadin,2002:162) mengemukakan bahwa ciri-ciri sikap mandiri adalah:
a.       Mampu menganbil inisiatif,
b.      Mampu mengatasi masalah,
c.       Penuh ketekunan,
d.      Memperoleh kepuasan dari usahanya,
e.       Berusaha menjalankan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

6)      Upaya untuk Mencapai Kemandirian Emosional Remaja
Untuk mencapai kemandirian emosional, maka usaha yang dapat dilakukan adalah:
a.       Melakukan bimbingan kelompok untuk membahas mengapa dan begaimana emosi remaja yang mandiri.
b.      Melakukan konseling kelompok dan perorangan untuk mengantasi permasalahan emosi remaja yang tidak stabil.
c.       Personil sekolah hendaknya dapat menjadi model bagi perkembangan emosi yang matang, seperti  ramah, sabar, kasih sayang, berani, gembira, dan ceria dalam menghadapi permasalahn hidup, terutama dalam melayani siswa sebagai remaja. Dengan demikian siswa dapat merasakan kedamaian diperlakukan dengan emosi yang positif.
d.      Guru menghargai dan menyokong tingkah laku emosi siswa yang positif ketika menghadapi masalah dan memberi petunjuk mengatasi emosi yang tidak terkontrol.
e.       Melakukan pertemuan dengan orang tua tentang cara yang harus mereka lakukan agar emosi anaknya berkembang dengan baik.
7)      Upaya Menumbuhkembangkan Kemandirian Remaja
Menurut Mohammad Ali Mighwar (2006: 209) kemandirian perlu ditumbuh kembangkan secara maksimal ,antaralain dengan upaya-upaya sebagai berikut:
a.       Belajar mengembangkan kesadaran diri, dengan cara mengamati diri sendiri dan mengenali perasan sendiri.
b.      Belajar menganbil keputusan pribadi, dengan cara mencermati tindakan-tindakan dan akibat-akibatnya.
c.       Belajar mengelola perasaan, dengan cara membantu pembicaraan sendiri untuk menangkap pesan-pesan negatif yang terkandung didalamya.
d.      Belajar menangani stress, dengan cara mempelajari pentingnya olahraga.
e.       Belajar berempati, dengan cara memahami perassaan dan masalah orang lain.
f.       Belajar menerima diri sendiri, dengan cara merasa bangga dan memandang diri sendiri dengan cara positif.
Kemampuan dalam mengembangkan kesadaran diri sangatlah diperlukan dalam proses mengarahkan diri untuk mencapai kemandirian emosional. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengamati dan mengenali perasaan sendiri, serta memahami hubungan antara pikiran, perasaan dan respons emosional. Begitu juga dalam mengambil keputusan pribadi, dapat dilakukan dengan cara memahami dan menguasai suatu keputusan, pikiran atau perasaan, serta menerapkan pemahaman ini kemasalah-masalah yang cukup berat, seperti masalah pergaulan bebas dan pemakaian obat terlarang.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1)      Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah proses yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan yang progresif (maju) yang berlangsung secara sistematis dan berkesinambungan. Perubahan ini dapat terjadi secara kuantitatif misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh dan kualitatif, misalnya perubahan cara berfikir secara konkret menjadi absrtak.
2)      Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa transisi yaitu antara anak-anak dan dewasa biasanya terjadi antara umur 11-20 tahun  dan, terjadi perubahan-perubahan tertentu baik fisik maupun psikologis yang bila terganggu dapat menghambat perkembangan individu tersebut.
3)      Macam-macam Tugas Remaja
a.       Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin.
b.      Mencapai peranan sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan peranan sosial seorang wanita (jika ia seorang wanita).
c.       Menerima kesatuan organ-organ tubuh sesuai jenis kelamin dan menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
d.      Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakat.
e.       Mencapai kemerdekaan/ kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi seorang “person”(menjadi diri sendiri).
f.       Mempersiapkan diri untuk mencapai karir(jabatan atau profesi) tertentu dalam bidang kehidupan ekonomi.
g.      Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan berkeluarga yakni sebagai suami (ayah) dan sebagai istri (ibu).
h.      Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraan.
1)      Pengertian Emosi
Emosi adalah reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku dan dapat dilihat tampilan wajah dan tubuh.
2)      Karakteristik Perkembangan Emosi
a.    Cenderung bersikap perumung, ini terjadi karena kebingungannya dalam menghadapi orang dewasa.
b.    Ada kalanya berperilaku kasar  untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
c.    Ledakan-ladakan kemarahan sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, ketidak stabilan biologis dan kelelahan karena bekerja terlalu keras atau pola makan yang tidak tepat.
d.   Cenderung berperilaku tidak toleran terhadap orang lain.
e.    Sering memberontak sebagai ekspresi dari perubahan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
f.     Dengan bertambahnya kebebasan banyak ramaja yang mengalami konflik dengan orangtuanya.
3)      Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
a.    Orangtua atau guru memperlakukan meraka sebagi anak kecil yang menimbulkan harga diri mereka dilecehkan.
b.    Apabila dirintangi membina keakraban dengan lawan jenis.
c.    Terlalu banyak dirintangi daripada disokong.
d.   Merasa disikapi secara tidak adil oleh orang tua.
e.    Merasa kebutuhan mereka tidak terpenuhi oleh orangtua, padahal orangtua mampu untuk melakukannya.
f.     Meras disikap secara otoriter.     
4)      Pengertian kemandirian
Keadaan seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya, dan mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengantasi masalah yang dihadapi, serta memiliki kepercayaan diri untuk mengerjakan tugas-tugasnya, dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.
5)      Ciri-ciri kemandirian
a.       Mengenal diri sendiri dan lingkuungan sebagaimana adanya,
b.      Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis,
c.       Mengambil putusan untuk dan oleh diri sendiri,
d.      Mengarahkan diri sesuai putusan itu,
e.       Mewujudkan dirisendiri secaraoptimal sesuai dengan potensi, minat dan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.
f.       Mampu menganbil inisiatif,
g.      Mampu mengatasi masalah,
h.      Penuh ketekunan,
i.        Memperoleh kepuasan dari usahanya,
j.        Berusaha menjalankan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
6)      Upaya untuk Mencapai Kemandirian Emosional Remaja
a.       Melakukan bimbingan kelompok untuk membahas mengapa dan begaimana emosi remaja yang mandiri.
b.      Melakukan konseling kelompok dan perorangan untuk mengantasi permasalahan emosi remaja yang tidak stabil.
c.       Personil sekolah hendaknya dapat menjadi model bagi perkembangan emosi yang matang, seperti  ramah, sabar, kasih sayang, berani, gembira, dan ceria dalam menghadapi permasalahn hidup, terutama dalam melayani siswa sebagai remaja. Dengan demikian siswa dapat merasakan kedamaian diperlakukan dengan emosi yang positif.
d.      Guru menghargai dan menyokong tingkah laku emosi siswa yang positif ketika menghadapi masalah dan memberi petunjuk mengatasi emosi yang tidak terkontrol.
e.       Melakukan pertemuan dengan orang tua tentang cara yang harus mereka lakukan agar emosi anaknya berkembang dengan baik
7)        Upaya Menumbuhkembangkan Kemandirian Remaja
a.       Belajar mengembangkan kesadaran diri, dengan cara mengamati diri sendiri dan mengenali perasan sendiri.
b.      Belajar menganbil keputusan pribadi, dengan cara mencermati tindakan-tindakan dan akibat-akibatnya.
c.       Belajar mengelola perasaan, dengan cara membantu pembicaraan sendiri untuk menangkap pesan-pesan negatif yang terkandung didalamya.
d.      Belajar menangani stress, dengan cara mempelajari pentingnya olahraga.
e.       Belajar berempati, dengan cara memahami perassaan dan masalah orang lain.
f.       Belajar menerima diri sendiri, dengan cara merasa bangga dan memandang diri sendiri dengan cara positif.

A.    Saran
Penulis telah berusaha memberikan beberapa solusi dalam permasalahan ini namun penulis menyadari bahwa banyak yang harus ditinjau ulang, penulis mengucapkan terimakasih banyak kapada pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat, menambah pengetahuan pembaca dan menemukan solusi dari masalah yang berkenaan dengan topik ini. Disamping itu, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik serta saran yang membangun untuk kedepannya.

 
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abu Ahmadi. 2003. Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses. Jakarta: Rineka Cipta
Djaali. 2012. Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Elida Prayitno. 2002. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: UNP press
Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Aksara Raya
Elizabeth B. Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan (suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan). Jakarta: Erlangga
Enung Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hamzah B. Uno. 2012. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
John W. Santrok. 2011. Masa Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika
Mohammad Ali Mighwar. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia.
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: PT Bumi Aksara
Mudjiran. 2007. Perkembangan Pesarta Didik. Padang: UNP Press
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Prayitno, Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Putra.2012. Manajemen Emosi(sebuah panduan cerdas sebagaimana mengelola emosi positif dalam hidup anda). Jakarta: PT Bumi Aksara
Yudrik Jahja. 2012. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.