BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
kehidupan, setiap individu dituntut untuk menguasai kemampuan berperilaku yang
menjadi ciri bahwa perkembangannya berhasil. Menurut Havigrust
(dalam Elida , 2006: 42)
Tugas
Perkembangan adalah
tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan
individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan
dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan
menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas
berikutnya.
Jika
pada periode itu individu tidak mempunyai kemampuan berperilaku dengan baik,
sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya maka dianggap individu itu mengalami
keterlambatan perkembangannya, pecapaian tugas-tugas perkembangan ini sangat
penting, dimana untuk pencapaian tugas-tugas perkembangan selanjutnya.
Tugas
perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan
sosio-psikologi manusia pada posisi yang harmonis didalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas dan kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas
perkembangan fisik dan psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai
oleh setiap individu. Pada usia remaja, seseorang telah berada pada posisi yang
cukup kompleks karena ia telah banyak
menyelasaikan tugas-tugas perkembangannya, seperti proses mempelajari nilai dan
norma, pergaulan dengan teman sebaya, menyesuaikan diri dengan ketentuan yang berlaku, dan
sebagainya.
Tugas-tugas perkembangan itu pada dasarnya tidak dapat di pisahkan karena
remaja adalah pribadi yang utuh secara individual dan secara sosial.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka yang menjadi identifikasi
masalah adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya
kesadaran remaja terhadap tugas-tugas
perkembangannya.
2. Kurangnya
perhatian orang tua terhadap tugas perkembangan remaja.
C. Batasan Masalah
Untuk lebih mendalami dan
lebih fokus pada masalah ini, maka guru BK ikut membantu tugas perkembangan
remaja, dimana batasannya adalah sebagai berikut:
1.
Remaja harus mengetahui tugas perkembangannya.
2.
Guru BK lebih meningkatkan perhatian pada tugas
perkembangan remaja.
D. Perumusan Masalah
a.
Apa pengertian dari perkembangan?
b.
Apa pengertian remaja?
c.
Apa tugas-tugas
perkembangan remaja?
d.
Apa pengertian
emosi?
e.
Apa karakteristik
perkembangan emosi?
f.
Apa saja faktor
yang mempengaruhi perkembangan emosi?
g.
Apa pengertian
kemandirian?
h.
Apa ciri-ciri
kemandirian?
i.
Apa saja upaya
untuk mencapai kemandirian emosional remaja?
j.
Apa saja upaya
menumbuhkembangkan kemandirian remaja?
E. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui pengertian dari perkembangan.
b.
Untuk mengetahui pengertian
remaja.
c.
Untuk mengetahui macam-macam
tugas perkembangan remaja.
d.
Untuk mengetahui
pengertian emosi.
e.
Untuk mengetahui karakteristik
perkembangan emosi.
f.
Untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi perkembangan emosi.
g.
Untuk mengetahui pengertian
kemandirian.
h.
Untuk mengetahui ciri-ciri
kemandirian.
i.
Upaya untuk
Mencapai Kemandirian Emosional Remaja
j.
Untuk mengetahui upaya
menumbuhkembangkan kemandirian remaja
k.
Untuk
menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Dasar Logika dan Penulisan ilmiah
BAB II
TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN REMAJA
A. Perkembangan Remaja
1.
Pengertian Perkembangan
Pekembangan adalah
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih konpleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Menurut Refran Cois
(dalam Yudrik, 2012: 29) “perkembangan adalah proses yang dialami individu
menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara sistematis dan
berkesinambungan (Hurlock, 1956) baik pada aspek fisik maupun psikis”.
Seiring dengan itu Moh.
Surya (dalam Yudrik, 2012: 29) mengatakan “perkembangan merupakan perubahan
yang progresif (maju) dalam diri organisme dalam pola-pola yang memungkinkan
terjadinya fungsi-fungsi baru”.
Lain hal menurut
Muhibbin Syah (dalam Yudrik, 2012: 29) “perkembangan adalah perubahan yang
mengacu pada mutu fungsi organ jasmaniah, bukan organ jasmaniahnya itu
sendiri”. Sedangkan Yudrik (2012: 29) mengatakan”Pertumbuhan dan perkembangan
berjalan sesuai dengan norma-norma tertentu”.
Menurut Hurlock (dalam Mohammad dan
Mohammad) “perkembangan memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik”. Seiring dengan itu Papalia dan Olds (dalam Yudrik,
2012: 220-221) berpendapat “perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang
kehidupan. Perubahan ini dapat terjadi
secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh dan kualitatif,
misalnya perubahan cara berfikir secara konkret menjadi absrtak”.
Menurut Papalia dan
Olds (dalam Yudrik, 2012: 221) ”ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan
yaitu: (1) perkembangan fisik; (2) kognitif; dan (3) kepribadian dan sosial”.
Dari beberapa defenisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah proses yang dialami
individu menuju tingkat kedewasaan yang progresif (maju) yang berlangsung
secara sistematis dan berkesinambungan. Perubahan ini dapat terjadi secara
kuantitatif misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh dan kualitatif,
misalnya perubahan cara berfikir secara konkret menjadi absrtak.
2.
Pengertian Remaja
Menurut Golinko (dalam Yudrik,
2012: 219) “kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescene yang berarti to
grow atau to gro maturity”. Menurut Perti Debrun (dalam Yudrik,
2012: 220) “remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan
dewasa”.
Menurut Hurlock (dalam Mohammad
dan Mohammad, 2012: 9) mengatakan bahwa “istilah adolescence sesungguhnya
memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik”.
Masa remaja, menurut Mappiare (dalam Mohammad dan Mohammad, 2012: 9) Berlangsung
antara 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai dengan 22
tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18
tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.
Seiring dengan pendapat
Papalia dan Olds (dalam Yudrik, 2012: 220) “masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada
usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua
puluhan tahun”.
Menurut Adams dan
Gullota (dalam Yudrik, 2012: 220) “masa remaja meliputi usia antara 11 hingga
20 tahun. Sejalan dengan pendapat Hurlock (dalam Yudrik, 2012: 220) ”membagi masa remaja memjadi masa remaja awal (13
hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18
tahun)”. Masa remaja awal dan masa
remaja akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu
telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Papalia
dan Olds (dalam Yudrik, 2012: 220) berpendapat bahwa “masa remaja merupakan
masa antara kanak-kanak dan dewasa”.
Menurut Shaw dan
Coztanzo (dalam Mohammad dan Mohammad, 2012:9) “Remaja juga sedang mengalami
perkembangan pesat dalam aspek intelektual”. Transformasi intelektual dari cara
berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan
dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang
paling menonjol dari semua periode perkembangan.
Anna freud (dalam
Yudrik, 2012: 220) mengatakan bahwa:
pada
masa terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan
dengan orang tua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan
proses pembentukan orientasi masa depan.
Menurut Hurlock (dalam
Yudrik, 2012: 220) “transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian
perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa
dewasa sudah dicapai”. Adapun bagian dari masa remaja antara lain proses
kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif
yang ditandai kemampuan berfikir secara abstrak.
Menurut
Piaget dalam (Hurlock, 1992: 9) pengertian remaja sebagai berikut:
Suatu
usia dimana individu menjadi terintegrasi dalam masyarakat dewasa, suatu usia
dimana anak-anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang
lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.
Masa remaja merupakan periode yang unik yang khusus
yang ditandai dengan perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak
terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan (Elizabeth B.Hurlock,
1980: 184). Pada masa ini terjadilah perubahn fisik pada remaja dimana anak
laki-laki telah mengalami mimpi basah dan pada anak wanita telah datangnya haid
pertama.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa masa remaja adalah masa transisi yaitu antara anak-anak dan dewasa
biasanya terjadi antara umur 11-20 tahun dan, terjadi perubahan-perubahan tertentu baik
fisik maupun psikologis yang bila terganggu dapat menghambat perkembangan
individu tersebut.
3.
Macam-macam Tugas Remaja
Menurut
Muhibbin syah, (2010:51) tugas-tugas perkembangan masa remaja yang harus di capai
yaitu:
1.
Mencapai pola
hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin
sesuai keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat. Adapun hakikat
tugasnya yaitu mempelajari peran anak perempuan sebagai wanita, dan anak laki-laki
sebagai pria, menjadi dewasa diantara orang dewasa, dan belajar memimpin tanpa
menekan orang lain. Kematangan seksual dicapai selama masa remaja. Daya tarik
seksual menjadi suatu kebutuhan yang dominan dalm kehidupan remaja. Hubungan
sosial dipengaruhi oleh kematang fisik yang telah dicapai. Dasar psikologis,
remaja putri umumnya lebih cepat matang dari pada remaja putra dan cenderung
lebih tertarik pada remaja putra yang usianya beberapa tahun lebih tua.
2.
Mencapai peranan
sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan peranan sosial seorang
wanita (jika ia seorang wanita). Selaras dengan tuntutan sosial dan kultural
masyarakat. Ditinjau dari kekuatan fisik, remaj putri menjadi orang yang lebih
lemah dibandingkan dengan remaja putra. Namun, remaja putri memiliki kekuatan
lain meskipun memiliki kelemahan fisik. Dasar psikoligis, remaja putra perlu
menerima peranan sebagai seorang pria dan remaja putri perlu menerima peranan
sebagai seorang wanita.
3.
Menerima kesatuan
organ-organ tubuh sesuai jenis kelamin dan menggunakannya secara efektif sesuai
dengan kodratnya masing-masing. Menjadi bangga atau sekurang-kurangnya toleran
dengan kondisi fisiknya sendiri, menjaga dan melindungi, serta menggunakannya
secara efektif. Dasar psikologis, terjadinya perubahan bentuk tubuh yang
disertai dengan perubahan sikap dan minat remaja.
4.
Keinginan menerima
dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di
tengah-tengah masyarakat. Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung
jawab dalam kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung nilai-nilai masyarakat
dalam bertingkah laku.
5.
Mencapai
kemerdekaan/ kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
dan mulai menjadi seorang “person”(menjadi diri sendiri). Membebaskan sifat
kekanak-kanakan yang selalu mengantungkan diri pada orang tua, mengembangkan
sikap perasaan tertentu kepada orang tua tanpa mengantungkan diri padanya, dan
mengembangkan sikap hormat pada orang dewasa tanpa menggantungkan diri padanya.
Dasar biologis, individu yang tidak memperoleh kepuasan di dalam keluarganya
akan keluar untuk membangun ikatan emosional dengan teman sebaya
6.
Mempersiapkan diri
untuk mencapai karir(jabatan atau profesi) tertentu dalam bidang kehidupan
ekonomi. Dasar psikologis, dari hasil penelitian mengenai minat dikalangan
remaja, ternyata pada kaum remaja berusia 16-19 tahun, minat utamanya tertuju
kepada pemilihan dan mempersiapkan karir atau lapangan kerja.
7.
Mempersiapkan diri
untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan berkeluarga yakni sebagai suami (ayah)
dan sebagai istri (ibu). Mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan
berkeluarga. Khusus untuk remaja putri termasuk di dalamnya kesiapan untuk
mempunyai anak.
8.
Memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan
mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraan. Dasar
psikologis, banyak remaja yang menaruh perhatian pada problem filosofis dan
agama. Ini diperoleh remaja melalui identifikasi dan imitasi pribadi ataupun
penalaran dan analisis tentang nilai.
Menurut
Mudjiran,dkk (2007: 17) Menggemukakan tugas-tugas perkembangan siswa yang
berada pada masa remaja.
a.
Memperkenalkan potensi-potensi yang di miliki
b.
Memperkenalkan berbagai pekerjaan yang di butuhkan dalam kehidupan masyarakat,dalam
rangka memelihara dan memamfaatkan potensi.
c.
Membentuk keyakinan dalam diri remaja tentang kerja keras dengan memberikan
contoh-contoh orang dan negara yang maju yang memiliki filsafat atau keyakinan
kerja keras dalam berkarier. Memberikan penilaian yang tinggi kepada
remaja-remaja yang kreatif dalam
melakukan hal yang positif, baik dalam bidang, sosial maupun bakat-bakat
khusus.
Robert J. Havighurst dalam (Mohammad dan Mohammad
2012: 164) mengatakan bahwa:
Tugas-tugas perkembangan adalah
tugas yang muncul pada saat atau sekitar periode tertentu dalam rentang
kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan
dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan-kesulitan
dalam menuntaskan tugas berikutnya.
Sejalan dengan pendapat Mudjiran, (2007:11) “Jika pada
fase individu itu tidak menpunyai kemampuan berperilaku sesuai dengan tugas-tugas
perkembangannya, maka individu tersebut dianggap mengalami keterlambatan
perkembangan”. Oleh karena itu remaja dituntut untuk bersikap, berfikir dan
berlaku sesuai dengan lingkungan serta mengistensinya sebagai remaja. Jika
perkembangan remaja sebagaimana tersebut di atas dapat tercapai, maka remaja
akan dapat mandiri.
Selanjutnya pada masa remaja ini cenderung dikatakan
sebagai fase negatif yang berarti individu mengambil sikap anti terhadap
kehidupan atau kehilangan sifat-sifat yang baik yang sebelumnya sudah
berkembang (Elizabeth B.Hurlock, 1980: 185). Pada masa ini cenderung mempunyai
emosi yang tidak stabil. Untuk itu pada masa remaja sangat diperlukan
kemandirian emosionalnya, agar bisa mengendalikan emosinya tersebut.
Adapun salah satu tugas-tugas perkembangan yang harus
tercapai adalah
a. Kemandirian Emosional
Salah
satu tugas perkembangan remaja yang akan di bahas adalah tentang kemandirian
emosional remaja, dimana pada masa ini remaja berada pada periode labil, remaja
harus mampu mandiri secara emosional agar tugas perkembanganya dapat tercapai
dengan baik.
1) Pengertian Emosi
Menurut english and english (dalam
Yudrik 2012: 188) emosi adalah “a complex feeling state accompanied by
characteristic motor and glanduralactivities” (suatu keadaan perasaan yang
kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Adapun
Sarlito Wirawan Sarwono (dalam Yudrik 2012: 188) berpendapat bahwa emosi
merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna efektif baik
dalam tingkat lemah (dangkal) maupun dalam tingkat yang luas (mendalam)”.
Menurut Triantoro dan Nofrans (2012:16)
“emosi adalah bentuk komunikasi yang dapat mempangaruhi orang lain, Emosi dapat
mengorganisasi dan memotivasi tindakan”.
Abu
Ahmadi (2003:101) menyatakan “emosi merupakan suatu keadaan kerohanian atua
peristiwa jiwa yang kita alami dengan senang atau tidak senamg dalam hubungan
dengan peristiwa mengenal dan bersifat dan bersifat subjektif”.
Sedangkan
menurut kamus psikologi (1987:146) “emosi adalah tergugahnya perasaan yang disertai
dengan perubahan dalam tubuh, misal otot-otot yang menegang, debar jantung yang
cepat dan sebagainya”.
Seiring
dengan pendapat James (dalam Triantoro dan
Nofrans 2012: 11) “emosi adalah keadaan jiwa yang menampakan diri dengan suatu
perubahan yang jelas pada tubuh”. Emosi setiap orang adalah mencerminkan
keadaan jiwanya, yang akan tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya. Chia
berpendapat (dalam Triantoro dan Nofrans 2012: 12) “emosi bisa dikatakan
sebagai sebuah energi yang terus bergerak dan bergetar”.
Menurut
Goleman (dalam Triantoro dan Nofrans 2012: 12) “emosi yang merujuk pada suatu
perasaan dan pikiran-pemikiran yang khas,suatu keadaan biologis dan psikologis,
dan serangkaian kecenderungan bertindak”.
Menurut
Chaplin (dalam Triantoro dan Nofrans 2012: 12) “emosi sebagai suatu keadaan
yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang didasari, yang
mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku”.
Menurut Yudrik, (2012: 59) “emosi merupakan suatu keadaan pada diri
organisme ataupun individu pada suatu waktu tertentu yang diwarnai dengan
adanya gradasi afektif mulai dari tingkatan yang lemah sampai pada tingkatan
yang kuat (mendalam), separti tidak terlalu kecewa dan sangat kecewa”.
Sejalan
dengan pendapat Crow dan Crow (dalam Fatimah,2006: 105) pengertian emosi adalah
“An emotion, is affective experiance that
accompanies generalized inner adjustment and mental and physiological stirredup
states in the individual, and that shows it self in his ever behavior”.
Berkesinambungan dengan pendapat L. Crow dan A.Crow(dalam Djaali 2012:37) “emosi
adalah pengalaman yang efektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara
menyeluruh, di mana keadaan mental fisiologi sedang dalam kondisi yang
meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang jelas dan nyata”. Jadi emosi adalah warna efektif yang
kuat dan ditandai oleh perubahan-parubahan fisik.
Seiring dengan
pendapat Hathersal (dalam Prayitno, 2002: 62) merumuskan pengertian emosi
sebagai “situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat
dilihat dari reaksi wajah, dan tubuh. Misalnya seorang remaja yang sedang marah
memperlihatkan muka yang merah atau wajah yang seram”.
Menurut John (2011: 289) emosi sebagi
suatu perasaan atau pengaruh yang terjadi ketika seseorang berada dalam situasi
atau interaksi yang penting baginya terutama yang penting bagi
kesejahteraannya. Sementara itu, Chaplin (dalam Mohammad dan Mohammad, 2012: 62)
mendefinisikan “emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organnisme mencakup
perubahan-perubahan yang didasari, yang mendalam sifatnya dari perubahan
perilaku”. Sejalan dengan pendapat Barret dkk (dalam John, 2011: 289)
mengklasifikasikan cakupan luas emosi dengan berbagai cara, tetapi hampir semua
klasifikasi merujuk sebuah emosi sebagai emosi positif dan emosi negatif.
Selanjutnya dikuatkan dengan pendapat Elida
(2002:62) emosi adalah reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah
laku gembira, bahagia, sedih, berani dan sebagainya.
Sementara itu, Lerner (dalam Hamzah,
2012: 63) menjelaskan arti emosi sebagai: what exactly is emocion, two
components are generally believed to make up emotional experiance:
psychological response and subjective feeling.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat
disimpulkan, emosi adalah reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk
tingkah laku dan dapat dilihat tampilan wajah dan tubuh.
2)
Karakteristik
Perkembangan Emosi
Luella
Cole (dalam Prayitno, 2002: 63) mengemukakan bahwa ”ada tiga jenis suasana
emosi yang sangat menguasai remaja yaitu emosi marah, takut dan cinta”. Conny
Semiawan (dalam Mohanmmad dan Mohammad, 2011: 62) mengibaratkan: “terlalu besar
untuk serbet, terlalu kecil untuk taplak meja karena sudah bukan anak-anak
lagi, tetapi juga belum dewasa”. Masa remaja biasanya memiliki energi yang
besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pangendalian diri belum sempurna. Remaja
juga sering mangalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian.
Menurut Biehler (dalam Enung, 2006: 108) menyebutkan ciri-ciri emosional pada
masa remaja adalah sebagai berikut:
a)
Cenderung bersikap
perumung, ini terjadi karena kebingungannya dalam menghadapi orang dewasa.
b)
Ada kalanya berperilaku
kasar untuk menutupi kekurangan dalam
hal rasa percaya diri.
c)
Ledakan-ladakan kemarahan
sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, ketidak
stabilan biologis dan kelelahan karena bekerja terlalu keras atau pola makan
yang tidak tepat.
d)
Cenderung berperilaku
tidak toleran terhadap orang lain.
e)
Sering memberontak
sebagai ekspresi dari perubahan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
f)
Dengan bertambahnya
kebebasan banyak ramaja yang mengalami konflik dengan orangtuanya.
3)
Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Sejumlah penelitian tentang emosi
menunjukan bahwa perkembangan emosi remaja sangat dipengaruhi oleh faktor
kematangandan faktor belajar (enung fatimah,2006: 109). Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi
perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan berpikir
kritis untuk memahami makna yang sebulumnya tidak dimengerti dan menimbulkan
emosi terarah pada
suatu objek, demikian
pula kemampuan mengingat dan menghafal mempengaruhi reaksi emosional.
Emosi dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Adapun penyabab yang sering
menimbulkan emosi negatif menurut
Hurlock dan Luella Cole (elida prayitno, 2002: 26) yaitu:
a.
Orangtua atau guru memperlakukan meraka
sebagi anak kecil yang menimbulkan harga diri mereka dilecehkan.
b.
Apabila dirintangi
membina keakraban dengan lawan jenis.
c.
Terlalu banyak
dirintangi daripada disokong.
d.
Merasa disikapi secara
tidak adil oleh orang tua.
e.
Merasa kebutuhan mereka
tidak terpenuhi oleh orangtua, padahal orangtua mampu untuk melakukannya.
f.
Meras disikap secara
otoriter.
4)
Pengertian
kemandirian
Mandiri
sering juga disebut berdiri di atas kaki sendiri merupakan kemampuan kemampuan
seseorang untuk tidak bergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas
apa yang dilakukannya.
Menurut
elizabeth (1980: 208) “remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca mata
marah jambu ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita”.
Kemandirian
menurut Sutari Imam Barnadip (Enung, 2006: 142) meliputi “perilaku mampu
berinisiatif dan mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan
dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain”. Pendapat tersebut
juga diperkuat oleh Kartini dan Dali (dalam Enung 2006:142) yang mengatakan
bahwa kemandirian adalah ”hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri
sendiri”.
Secara
singkat dapat disimpulkan dahwa kemandirian mengandung pengertian:
a.
Keadaan seseorang yang
memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya,
b.
Mampu mengambil
keputusan dan inisiatif untuk mengantasi masalah yang dihadapi,
c.
Memiliki kepercayaan
diri untuk mengerjakan tugas-tugasnya,
d.
Bertanggung jawab
terhadap apa yang dilakukannya.
Untuk
mampu mandiri, seseorang membutuhkan kesempatan,dukungan dan dorongan dari
keluarga serta lingkungan sekitarnya, untuk mencapai otonomi atas kemandirian. Hal ini sejalan
dengan pendapat Reber (Enung, 2006:143) bahwa “kemandirian merupakan suatu
sikap otonomi bahwa seseorang secara relatif bebas dari penilaian, pendapat dan
keyakinan orang lain”.
5) Ciri-ciri kemandirian
Remaja
dikatakan mandiri apabila ia sudah tidak bergantung pada orangtua baik itu dari segi emosi,
sosial dan yang lainnya. Berikut ciri-ciri kemandirian yang diungkapkan oleh
prayitno (2004: 117) yaitu:
a.
Mengenal diri sendiri
dan lingkuungan sebagaimana adanya,
b.
Menerima diri sendiri
dan lingkungan secara positif dan dinamis,
c.
Mengambil putusan untuk dan oleh diri sendiri,
d.
Mengarahkan diri sesuai
putusan itu,
e.
Mewujudkan dirisendiri
secaraoptimal sesuai dengan potensi, minat dan kemampuan-kemampuan yang
dimilikinya.
Sedangkan
menurut spencer dan kas (zainun
mu’tadin,2002:162) mengemukakan bahwa ciri-ciri sikap mandiri adalah:
a.
Mampu menganbil
inisiatif,
b.
Mampu mengatasi
masalah,
c.
Penuh ketekunan,
d.
Memperoleh kepuasan
dari usahanya,
e.
Berusaha menjalankan
sesuatu tanpa bantuan orang lain.
6) Upaya untuk
Mencapai Kemandirian Emosional Remaja
Untuk mencapai kemandirian emosional, maka usaha yang
dapat dilakukan adalah:
a.
Melakukan bimbingan
kelompok untuk membahas mengapa dan begaimana emosi remaja yang mandiri.
b.
Melakukan konseling
kelompok dan perorangan untuk mengantasi permasalahan emosi remaja yang tidak
stabil.
c.
Personil sekolah
hendaknya dapat menjadi model bagi perkembangan emosi yang matang, seperti ramah, sabar, kasih sayang, berani, gembira,
dan ceria dalam menghadapi permasalahn hidup, terutama dalam melayani siswa
sebagai remaja. Dengan demikian siswa dapat merasakan kedamaian diperlakukan
dengan emosi yang positif.
d.
Guru menghargai dan
menyokong tingkah laku emosi siswa yang positif ketika menghadapi masalah dan
memberi petunjuk mengatasi emosi yang tidak terkontrol.
e.
Melakukan pertemuan
dengan orang tua tentang cara yang harus mereka lakukan agar emosi anaknya
berkembang dengan baik.
7) Upaya Menumbuhkembangkan
Kemandirian Remaja
Menurut
Mohammad Ali Mighwar (2006: 209) kemandirian perlu ditumbuh kembangkan secara
maksimal ,antaralain dengan upaya-upaya sebagai berikut:
a.
Belajar mengembangkan
kesadaran diri, dengan cara mengamati diri sendiri dan mengenali
perasan sendiri.
b.
Belajar menganbil
keputusan pribadi, dengan cara mencermati tindakan-tindakan dan
akibat-akibatnya.
c.
Belajar mengelola
perasaan, dengan cara membantu pembicaraan
sendiri untuk menangkap pesan-pesan negatif yang terkandung didalamya.
d.
Belajar menangani
stress, dengan cara mempelajari pentingnya olahraga.
e.
Belajar berempati,
dengan cara memahami perassaan dan masalah orang lain.
f.
Belajar menerima diri
sendiri, dengan cara merasa bangga dan memandang diri sendiri dengan cara positif.
Kemampuan
dalam mengembangkan kesadaran diri sangatlah diperlukan dalam proses
mengarahkan diri untuk mencapai kemandirian emosional. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara mengamati dan mengenali perasaan sendiri, serta memahami
hubungan antara pikiran, perasaan dan respons emosional. Begitu juga dalam
mengambil keputusan pribadi, dapat dilakukan dengan cara memahami dan menguasai
suatu keputusan, pikiran atau perasaan, serta menerapkan pemahaman ini
kemasalah-masalah yang cukup berat, seperti masalah pergaulan bebas dan
pemakaian obat terlarang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1)
Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah
proses yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan yang progresif (maju) yang
berlangsung secara sistematis dan berkesinambungan. Perubahan ini dapat terjadi
secara kuantitatif misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh dan kualitatif,
misalnya perubahan cara berfikir secara konkret menjadi absrtak.
2)
Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa transisi yaitu antara
anak-anak dan dewasa biasanya terjadi antara umur 11-20 tahun dan, terjadi perubahan-perubahan tertentu
baik fisik maupun psikologis yang bila terganggu dapat menghambat perkembangan
individu tersebut.
3)
Macam-macam Tugas Remaja
a. Mencapai
pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis
kelamin.
b. Mencapai
peranan sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan peranan sosial
seorang wanita (jika ia seorang wanita).
c. Menerima
kesatuan organ-organ tubuh sesuai jenis kelamin dan menggunakannya secara
efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
d. Keinginan
menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di
tengah-tengah masyarakat.
e. Mencapai
kemerdekaan/ kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
dan mulai menjadi seorang “person”(menjadi diri sendiri).
f. Mempersiapkan
diri untuk mencapai karir(jabatan atau profesi) tertentu dalam bidang kehidupan
ekonomi.
g. Mempersiapkan
diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan berkeluarga yakni sebagai
suami (ayah) dan sebagai istri (ibu).
h. Memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan
mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraan.
1)
Pengertian
Emosi
Emosi
adalah reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku dan dapat
dilihat tampilan wajah dan tubuh.
2) Karakteristik Perkembangan Emosi
a.
Cenderung bersikap perumung, ini terjadi
karena kebingungannya dalam menghadapi orang dewasa.
b.
Ada kalanya berperilaku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa
percaya diri.
c.
Ledakan-ladakan kemarahan sering terjadi
sebagai akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, ketidak stabilan biologis
dan kelelahan karena bekerja terlalu keras atau pola makan yang tidak tepat.
d.
Cenderung berperilaku tidak toleran
terhadap orang lain.
e.
Sering memberontak sebagai ekspresi dari
perubahan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
f.
Dengan bertambahnya kebebasan banyak ramaja
yang mengalami konflik dengan orangtuanya.
3)
Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
a. Orangtua
atau guru memperlakukan meraka sebagi anak kecil yang menimbulkan harga diri
mereka dilecehkan.
b. Apabila
dirintangi membina keakraban dengan lawan jenis.
c. Terlalu
banyak dirintangi daripada disokong.
d. Merasa
disikapi secara tidak adil oleh orang tua.
e. Merasa
kebutuhan mereka tidak terpenuhi oleh orangtua, padahal orangtua mampu untuk
melakukannya.
f. Meras
disikap secara otoriter.
4)
Pengertian
kemandirian
Keadaan
seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya, dan mampu mengambil keputusan dan
inisiatif untuk mengantasi masalah yang dihadapi, serta memiliki kepercayaan
diri untuk mengerjakan tugas-tugasnya, dan bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukannya.
5)
Ciri-ciri
kemandirian
a. Mengenal
diri sendiri dan lingkuungan sebagaimana adanya,
b. Menerima
diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis,
c. Mengambil
putusan untuk dan oleh diri sendiri,
d. Mengarahkan
diri sesuai putusan itu,
e. Mewujudkan
dirisendiri secaraoptimal sesuai dengan potensi, minat dan kemampuan-kemampuan
yang dimilikinya.
f. Mampu
menganbil inisiatif,
g. Mampu
mengatasi masalah,
h. Penuh
ketekunan,
i.
Memperoleh kepuasan dari usahanya,
j.
Berusaha menjalankan sesuatu tanpa
bantuan orang lain.
6)
Upaya
untuk Mencapai Kemandirian Emosional Remaja
a. Melakukan
bimbingan kelompok untuk membahas mengapa dan begaimana emosi remaja yang
mandiri.
b. Melakukan
konseling kelompok dan perorangan untuk mengantasi permasalahan emosi remaja
yang tidak stabil.
c. Personil
sekolah hendaknya dapat menjadi model bagi perkembangan emosi yang matang,
seperti ramah, sabar, kasih sayang,
berani, gembira, dan ceria dalam menghadapi permasalahn hidup, terutama dalam
melayani siswa sebagai remaja. Dengan demikian siswa dapat merasakan kedamaian
diperlakukan dengan emosi yang positif.
d. Guru
menghargai dan menyokong tingkah laku emosi siswa yang positif ketika
menghadapi masalah dan memberi petunjuk mengatasi emosi yang tidak terkontrol.
e. Melakukan
pertemuan dengan orang tua tentang cara yang harus mereka lakukan agar emosi
anaknya berkembang dengan baik
7)
Upaya Menumbuhkembangkan Kemandirian Remaja
a. Belajar
mengembangkan kesadaran diri, dengan cara mengamati diri sendiri dan mengenali
perasan sendiri.
b. Belajar
menganbil keputusan pribadi, dengan cara mencermati tindakan-tindakan dan
akibat-akibatnya.
c. Belajar
mengelola perasaan, dengan cara membantu pembicaraan sendiri untuk menangkap
pesan-pesan negatif yang terkandung didalamya.
d. Belajar
menangani stress, dengan cara mempelajari pentingnya olahraga.
e. Belajar
berempati, dengan cara memahami perassaan dan masalah orang lain.
f. Belajar
menerima diri sendiri, dengan cara merasa bangga dan memandang diri sendiri
dengan cara positif.
A.
Saran
Penulis telah berusaha memberikan beberapa solusi dalam
permasalahan ini namun penulis menyadari bahwa banyak yang harus ditinjau
ulang, penulis mengucapkan terimakasih banyak kapada pembaca. Semoga makalah
ini bermanfaat, menambah pengetahuan pembaca dan menemukan solusi dari masalah
yang berkenaan dengan topik ini. Disamping itu, penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik serta
saran yang membangun untuk kedepannya.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Abu
Ahmadi. 2003. Cara Belajar yang Mandiri
dan Sukses. Jakarta: Rineka Cipta
Djaali.
2012. Psikologi pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Elida
Prayitno. 2002. Psikologi Perkembangan
Remaja. Padang: UNP press
Elida
Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan
Remaja. Padang: Aksara Raya
Elizabeth
B. Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan
(suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan). Jakarta: Erlangga
Enung
Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Hamzah
B. Uno. 2012. Orientasi Baru dalam
Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
John
W. Santrok. 2011. Masa Perkembangan Anak.
Jakarta: Salemba Humanika
Mohammad
Ali Mighwar. 2006. Psikologi Remaja.
Bandung: Pustaka Setia.
Mohammad
Ali dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: PT
Bumi Aksara
Mudjiran. 2007. Perkembangan Pesarta Didik. Padang: UNP Press
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.
Prayitno,
Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan
dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta
Triantoro
Safaria dan Nofrans Eka Putra.2012. Manajemen
Emosi(sebuah panduan cerdas sebagaimana mengelola emosi positif dalam hidup
anda). Jakarta: PT Bumi Aksara
Yudrik
Jahja. 2012. Psikologi Perkembangan
Remaja. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar